Perjalanan
Yang Mengharukan
Hari itu adalah hari Minggu, hari yang sangat cerah
dan ramai di sepanjang jalan. Aku yang mempunyai kewajiban untuk kembali ke
Semarang untuk menyelesaikan tanggungjawabku sebagai mahasiswa UNNES yang di
hari ke 4 setelah libur lebaran hari Raya Idul Fitri harus sudah kembali dan
siap untuk kuliah seperti biasanya. Aku berangkat mengendarai motor dari
Gunungkidul menuju Semarang dengan seorang diri, membawa bekal dan menerjang
keramaian padatnya arus balik lebaran.
Aku berangkat pukul 09.00 dari rumah, di perjalanan
aku mulai jenuh karena jalan dipadati dengaan kendaraan. Baru sampai di daerah
Cawas sudah padat merayap, untungnya aku tidak perlu berhenti untuk antri
mengisi bahan bakar, karena sebelumnya sudah diisi penuh. Sepanjang jalan aku
hanya berdiam diri, sambil mengkhayal hal-hal yang menyenangkan.
Rasa ngantuk pun jelas ada karena di tengah terik
matahari dengan panasnya jalan raya dan hanya sendiri. Sesampainya di daerah
Solotigo perasaan mulai tidak nyaman, entah kenapa rasanya sedih, ngantuk pun
hilang begitu saja. Jalanan tidak lagi seramai jalan-jalan sebelumnya. Aku
mengendarai motor dengan santai dan pelan-pelan menikmati perjalanan. Tidak
disangka-sangka pohon palem yang menjulang tinggi yang rantingnya menyerupai
pohon kelapa tanpa ada angin rantingnya jatuh dengan sendirinya. Ranting yang
sudah kering mengarah kejalan jatuh tepat mengenai aku yang sedang mengendarai
motor di jalan raya. “Brakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk” suara ranting jatuh
mengenaiku. Aku yang sudah berusaha tetap menahan keseimbangan setelah tertimpa
ranting pohon merasa kesakitan, beruntung aku tidak jatuh menabrak mobil maupun
di tabrak motor-motor di belakangku.
Rasa takut dan rasa bersyukur bercampur jadi satu.
Aku takut dan kaget tiba-tiba tertimpa ranting pohon yang begitu besarnya,
bersykurnya tidak ada luka yang serius dan korban lainnya ya walaupun sakit di
sebagian anggota tubuh dan lecet-lecet. Aku menangis di sepanjang jalan
Solotigo-Ungaran tanpa memperdulikan orang-orang disekitarku. Beruntungnya juga
motorku tidak rusak hanya lecet dan kaca sepion pecah jadi masih bisa aku
gunakan sampai Semarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar