Hutan Jati, Liburan
Desa, Rasa Savana
Jam menunjukan pukul 05.00 pagi dan embun pagi
menyapa dikala mentari belum menampakan keindahanya. Dan saat itu juga saya pun
memulai petualangan saya. Saya memilih untuk liburan ke salah satu hutan yang
berada di Kabupaten Blora.
Alasan saya karena selain irit biaya, juga tempat
tinggal saya tidak jauh dengan hutan. Saya berpetualang menggunakan kendaraan
ramah lingkungan andalan saya yang bernama sengkuni. Dialah sepeda tua kesayangan
saya. Tetapi walaupun tua, sepeda saya memiliki jam terbang yang cukup tinggi.
Sebelum berangkat saya menyempatkan untuk berdoa
terlebih dahulu agar selama diperjalanan tidak terjadi masalah dan sampai di
tempat tujuan dengan selamat. Saya pun mengayuh sepeda saya untuk memulai
perjalan.
Perjalanan saya dimulai dengan menyusuri jalanan
pedesaan yang sepi, dan cukup sempit. Berlandasan batu dan pasir sungai, saya
mengayuh sepeda tua saya dengan sepenuh hati menuju ke hutan jati yang penuh
misteri.kemudian di depan perjalanan saya dihadapkan dengan suungai yang cukup
luas, dan untungnya terdapat jembatan, sehingga saya tidak kesulitan untuk
menyeberangi sungai tersebut.
Perjalan panjangpun terlihat di depan mata, tetapi
dengan tekat ang kuat dan semangat yang membara, saya pun tetap sabar mengayuh
sepeda saya. Di perjalanan Merdunya kicauan burung terdengar di sela-sela
pepohonan di sepanjang perjalanan saya. Rasa lelah mulai terasa di bagian
otot-otot kaki saya setelah setengah perjalanan sudah saya lalui. Mentari pagi
sedikit demi sedikit mulai menampakan sinar terangnya.
Dan pada akhirnya terik matahari bersinar tajam
menandakan bahwa tidak terasa sudah 40 menit perjalanan yang sudah saya
lakukan. dari kejahuan terlihat pepohon besar dan rindang mulai menampakan
batang daunya menandakan saya sudah mulai memasuki kawasan hutan.
Pertama saya sampai di hutan jati, saya disuguhkan
oleh sebuah hutan yang masih asri serta pepohonan yang lebat. Sebenarnya saya takut
sendirian menyusuri hutan karena pepohonan yang rindang di tambah suasana yang
sunyi memungkinkan masih banyak hewan liar yang masih hidup di hutan tersebut.
tetapi karena dari awal saya berniat untuk menyusuri hutan, jadinya saya
memberanikan diri untuk menjelajah hutan tersebut.
Selain menikmati udara segar dan keindahan alam yang
ada di hutan jati, saya juga memiliki tujuan lain berlibur di dalam hutan,
yaitu salah satu tujuan saya kesini adalah untuk mencari burung. Dengan bermodalkan batu
krikil dan ketapel, sayapun berjalan memasuki hutan dan meninggalkan sepeda
saya di dekat suatu pondok saya terbuat dari bambu yang berada di hutan.
Saya berjalan memasuki hutan seorang diri
menggunakan alas kaki sandal. Selama perjalanan tidak tampak satu orang pun yang
beraktivitas di dalam hutan, hanya hewan-hewan kecil dan juga kicauan burung
yang menemani langkah saya menyusuri. Saya mencoba mencari tampat dimana
burung-burung sering menampakan wujudnya.
Tidak terasa sudah hampir 30 menit saya berjalan
saya belum menjumpai burung yang saya inginkaan, hanya kicauan burung yang
terdengar dari kejauhan. Sinar matahari mulai bergerak ke ufuk timur yang
menandakan hari sudah mulai siang. Suara bergejolak terdengar di dalam perut
saya yang menandakan bahwa perut saya harus di isi dengan makanan. Karena saya
tidak membawa bekal dari rumah, mau tidak mau saya mencoba menahan rasa lapar
yang hinggap di perut saya.
Kemduian saya melanjutkan perjalanan menyusuri hutan
setapak demi setapak sambil melihat langit-langit hutan. Dan tidak lama saya
berjalan dati kejahuan terlihat ada sesuatu yang bergerak-gerak tidak seperti
biasanya di balik dedauan. Sayapun bergegas dengan meminimalisisr suara gerakan
mencoba menghampirinya. Dan dari jarak sekitar 12 meter saya melihat 2 ekor
burung sekaligus hinggap di batang pohon. Mengetahui hal tersebut saya pun bergegas
mempersiapkan ketapel, tidak lupa saya beri amunisi. Saya membidik tepat ke
salah satu burung. Saat saya fokus kepada sasaran dan bersiap melepaskan
ketapel saya, dan tiba-tiba dari kejahuan terdengar suara tembakan senapan
anginnya yang cukup keras yang mengakibatkan burung bidikan saya terkejut dan
terbang. Sayapun cukup kesal dan tidak tahu harus berbuat apa. Karena waktu
sudah menjukan pukul 3 sore, saya pun
memutuskan untuk menghentikan perjalanan saya menyusuri hutas jati.
Dengan lapang dada dan tetap tegar saya berjalan
kembali menuju tempat saya menaruh sepeda. Setelah saya mengambil sepeda,
sayapun pulangke rumah. Walaupun saya tidak mendapatkan seekorpun burung,
tetapi saya tetap senang dan puas karena sudah disuguhkan oleh hutan yang
rindang dan masih asri, ditampah udara segar dan sejuk yang membuat liburan
saya kali ini sungguh menyenangkan walau dilakukan sendirian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar